Buser 24 com . PEKANBARU- Tokoh pemuda Riau asal Kabupaten Kepulauan Meranti, Taufik Hidayat, yakin Bupati Kepulauan Meranti H Adil tidak akan memenuhi undangan tokoh masyarakat Meranti-Pekanbaru untuk audensi yang dijadwalkan hari ini, Jumat sore (7/1/2022), di Pekanbaru.
“Menurut saya, bupati Meranti itu tak akan hadir memenuhi undangan tokoh masyarakat Meranti di Pekanbaru untuk audensi. Indikasinya, semalam (Kamis, 6/1/2022-red) untuk menemui pedemo saja beliau tak mau,” kata Taufik yang biasa disapa Atan Lasak, kepada wartawan, Jumat pagi (7/1/2022).
Sesuai info yang diperoleh, kata seniman musik Riau itu, semalam pedemo ingin berjumpa dengan H Adil tapi sang bupati tidak bisa dan mengutuskan
perwakilannya untuk menemui pedemo, itupun yang bisa berjumpa hanya utusan pedemo, 5 sampai 10 orang saja.
“Pertemuan pedemo dengan perwakilan bupati Meranti semalam tak jadi karena hanya utusan pedemo saja yang diminta masuk. Baguslah pedemo bersikap demikian, soalnya jika hanya utusan saja yang masuk maka akan banyak isu tak baik bakal muncul,” ucap Taufik.
Nazarudin alias Ipan, tokoh masyarakat Riau asal Meranti lainnya menyebutkan, undangan tokoh masyarakat Meranti yang berada di Pekanbaru kepada bupati Meranti adalah langkah tepat dalam menyikapi persoalan di Meranti pada saat ini.
“Jika persoalan ini tidak cepat diselesaikan, apalagi kondisi saat ini sangat tidak baik akibat pandemi Covid-19, kita khawatir akan muncul persoalan baru. Riak-riak gejolak itu sudah kelihatan, dan ini yang tidak kita inginkan dan perlu kita jaga,” ucap Nazarudin.
Nazarudin menyakini, bahwa undangan audensi tokoh masyarakat Meranti bukan untuk menghakimi tapi lebih pada mencari solusi sesuai semangat pembentukan Kabupaten Kepulauan Meranti. Selain itu, tentunya ini salah satu upaya untuk menjaga stabilitas di Kabupaten Kepulauan Meranti.
“Kalau kita duduk bersama, berembuk, Insya Allah persoalan bisa diselesaikan. Tokoh masyarakat yang mengundang bupati Meranti, semuanya punya pengalaman di pemerintahan. Kita menginginkan, menyelesaikan masalah ini ibarat menarik rambut dalam tepung. Rambut tak putus, tepungpun tak berserak,” ungkap Nazarudin.
Sebagaimana diketahui, undangan audensi tokoh masyarakat Meranti di Pekanbaru kepada bupati Meranti, terkait keberatan dan keprihatinan terhadap rencana pemberhentian tenaga non PNS di
lingkungan Pemkab
Kepulauan Meranti.
Selain itu, tokoh masyarakat Meranti di Pekanbaru, juga ingin bertabayun langsung kepada H Adil selaku bupati Meranti terhadap kebijakannya tentang penugasan dan penempatan ASN
yang tidak sesuai tugas, fungsi dan jabatan.
Menyikapi soal pemberhentian tenaga honor ini, Taufik mengatakan, sesuai pemberitaan yang dia baca di sejumlah media,
karena adanya keinginan Pemkab Kepulauan Meranti untuk melakukan seleksi terhadap tenaga honorer.
“Niat ini baik tapi perlu
dipertanyakan siapa yang melakukan seleksi. Saran saya, jika tenaga honorer sekarang diseleksi maka tim seleksi harus dari pihak independen. Selain itu, porsinya harus jelas, honorer yang sudah mengabdi harus diprioritaskan. Kalau tim seleksinya tak jelas, ini akan menimbulkan fitnah, apalagi isu yang berkembang saat ini seleksi itu hanya akal-akalan untuk membuka laluan kepentingan politik,” ucap Taufik.
Editor. zamri.