
LOMBOK UTARA, – Dari buku yang terbuka hingga pena yang menari di atas kertas, semangat literasi kembali hidup di Lombok Utara melalui gelaran Sasak Literatif 2025. Selama sepekan, kegiatan ini menjadi ruang kreatif tempat para pegiat literasi, guru, pelajar, mahasiswa, dan masyarakat saling berbagi gagasan, mengasah keterampilan, dan menumbuhkan kembali cinta terhadap budaya baca dan tulis.
Diselenggarakan oleh Rumah Budaya Kembang Rampe Sammira bekerja sama dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Sasak Literatif 2025 menghadirkan empat agenda utama yang berkesinambungan: Workshop Pengelolaan TBM dan Komunitas Literasi, Seminar Literasi di Era Digital, Diskusi Komunitas Literasi, serta Lokakarya Penulisan Cerpen bertema Menulis Imajinasi, Menyuarakan Realita.
Empat kegiatan tersebut menjadi wadah kolaborasi dan refleksi tentang bagaimana literasi dapat menjadi jembatan antara pengetahuan, budaya, dan kemanusiaan. Para peserta yang terdiri dari komunitas Literasi, pengelola TBM, pegiat literasi, pelajar, guru, dosen, hingga masyarakat umum, mengikuti setiap sesi dengan antusiasme tinggi.
Dalam acara penutupan senin 6 /10/2025, Masdiyanto, S.IP, penulis cerpen asal Lombok Utara, mengajak peserta menulis dengan hati dan empati.
> “Menulis adalah cara kita memeluk realita dengan imajinasi. Setiap cerita punya kekuatan untuk mengubah cara pandang,” ujarnya penuh inspirasi.
Sementara itu, Sandi Justitia Putra, S.I.Kom., M.A., Ketua Rumah Budaya Kembang Rampe Sammira sekaligus Penanggung Jawab Kegiatan Sasak Literatif 2025, menuturkan bahwa kegiatan ini lahir dari semangat komunitas yang ingin menjadikan literasi sebagai bagian dari identitas budaya daerah.
“Kami ingin literasi tidak berhenti di ruang baca, tetapi bergerak di ruang-ruang sosial, menjadi energi perubahan. Sasak Literatif adalah cara kita menghidupkan kata, menciptakan ruang, dan merawat budaya,” ujarnya.
Puncak kegiatan ditandai dengan penutupan resmi oleh bapak Kabid Kebudayaan mewakili Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Lombok Utara. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi mendalam kepada seluruh pihak yang telah menghidupkan semangat literasi di Lombok Utara.
“Gerakan ini membuktikan bahwa literasi tidak hanya tentang membaca dan menulis, tetapi juga membangun karakter, imajinasi, dan rasa kebersamaan masyarakat,” ungkap Kabid Kebudayaan.
Sasak Literatif 2025 bukan sekadar rangkaian kegiatan, tetapi perjalanan kolektif yang meneguhkan bahwa literasi adalah denyut Pendidikan dan kebudayaan. Dari ide yang ditulis, diskusi yang mengalir, hingga tawa yang lahir di sela-sela kegiatan, Lombok Utara menunjukkan bahwa literasi bukan milik segelintir orang, melainkan milik semua yang ingin terus belajar dan berbagi makna.(Red)